Archive for Januari, 2010

Tilpun Tipu-tipu (Lagi)

31 Januari 2010

Ini lagi… Baru saja seseorang mengaku dari Telkomsel Jogja (HP 081386071889) meminta saya menghubungi no tilpun “Kantor Pusat” Jakarta pada no. 021 32079339. Ketika saya tanya ada apa, jawabnya: “Nanti dijelaskan, pokoknya segera saja hubungi no itu”. Untuk kesekian kali saya biarin aja…, saya tunggu tilpun baliknya. Habis itu mau saya panggilkan istriku biar dinyanyiin…..

Yogyakarta, 31 Januari 2010
Yusuf Iskandar

Dinyanyikan Istri

31 Januari 2010

Kepada teman baruku yang datang ke rumah tadi pagi, kutanyakan: “Merokok pak?”. Dijawbnya: “Saya sudah lama berhenti, karena setiap kali merokok istri saya pasti bernyanyi…”. “Kalau begitu sama pak”, kataku. “Oo bapak juga sudah stop rokok ya”, tanyanya. Aku pun menjawab: “Bukan pak, maksud saya, istri saya juga suka bernyanyi. Tapi karena saya suka dengan nyanyiannya, maka saya merasa sayang kalau berhenti merokok….”.

Yogyakarta, 31 Januari 2010
Yusuf Iskandar

Jalan Keluar

31 Januari 2010

Seseorang membangun rumah di pojok gang dan berpotensi menutup akses jalan ke rumahku di kampung. Si pemilik rumah susah sekali diajak rembukan. Saya bilang kepada tetanggaku: “Didongani wae (didoakan sj)”. Salah satu doaku bunyinya begini: “Ya Allah, berilah kami jalan keluar terbaik. Tapi Tuhan, ini benar-benar jalan keluar lho, jalan agar mobilku bisa keluar…”

Yogyakarta, 31 Januari 2010
Yusuf Iskandar

Keluarga Pengamen

31 Januari 2010

Pagi ini ketemu keluarga pengamen, Bp/Ibu Pujo. Dua anak lelakinya yang dulu ikut ngamen, kini sudah lulus STM, sudah kerja, tidak ngamen lagi. Satu anak perempuannya masih SD, ikut ngamen kalau siang. Satu kata: “pantang menyerah”. Tidak perduli apa kata orang tentang ‘jalan pintas’ yang ditempuh untuk mencari biaya sekolah anak-anaknya. Jangan-jangan, saya dan Anda turut ‘membiayai’ anak-anak Pak/Bu Pujo itu. Jadi, masih ingin beramal tanpa pujian?. Biar sopir-sopir yang menjawab.

Yogyakarta, 30 Januari 2010
Yusuf Iskandar

Dikangeni Tukang Gorengan (1)

31 Januari 2010

Bersepedaaa… Ke makam raja-raja Kotagede, depannya, ketemu bakul (penjual) gorengan yang sudah sebulan tidak saya sambangi. Seprana-seprene tidak pernah dikangenin sama ‘boss’ saya. Lha kok malah tukang gorengan bilang: “kangeen..”.

Yogyakarta, 30 Januari 2010
Yusuf Iskandar

Tukang Rujak

29 Januari 2010

Jumat siang mendung gerimis, gerobak tukang rujak itu masih full buah-buahan. Sebenarnya saya membeli rujak bukan karena ngidam, tapi sekedar ingin meringankan beban dorongan tukang rujak itu. “Bagaimana kalau sampai sore tidak habis, pak?”, tanyaku. “Bisa dijual lagi besok”, jawabnya. “Kenapa tidak dimakan sendiri saja?”, tanyaku iseng. “Wah……”, jawabnya (terjemahannya : Repot kalau besok pagi-pagi harus berebut ke jumbleng…)

——-

Waduh…., salah order! Rugi aku! Masak pesan rujak saja mesti tertulis pakai PO. Aku bilang ‘nggak pedas’, sampai telinga tukang rujaknya diterjemahkan ‘agak pedas’…. Daripada megap-megap, biarlah dihabiskan orang lain. Saya yang bayar, orang lain yang menikmati. Rugi aku….! Yo wis, tak ikhlaskan saja.

(Note : jumbleng = sumur pembuangan, WC jongkok di luar rumah; PO = Purchasing Order)

Yogyakarta, 29 Januari 2010
Yusuf Iskandar

Jalan Dan Jembatan

29 Januari 2010

Sorga akan dihuni oleh mereka yang membuat jalan dan membangun jembatan, kata seorang nenek Betawi di Depok dengan lugunya. Dan itu yang telah dilakukan temanku. Ada banyak jalan dan ‘jalan’ serta jembatan dan ‘jembatan’ yang menghubungkan dua peradaban, meski setelah melewatinya mereka tidak pernah kembali…

Yogyakarta, 29 Januari 2010
Yusuf Iskandar

Sehari Di Pengadilan Negeri Sleman

28 Januari 2010

(Hari ini adalah persidangan para perampok yang pernah ngerjain tokoku “Madurejo Swalayan”. Peristiwa perampokan itu sendiri terjadi pada tanggal 5 Januari 2009, setahun yang lalu. Catatan tentang peristiwa itu ada di sini).

——-

Para pelaku kriminal biasanya punya nama alias aneh-aneh, seperti dua perampok tokoku setahun yll, punya nama alias Mbelmbong dan Munthuk… Sedang dalangnya, saya baru tahu ternyata sudah didor dan modharrr..., teriring doa tulus semoga kembali ke Rahmatullah dlm khusnul khotimah…

——-

Sesuai nama aliasnya, Mbelmbong, perampok tokoku itu memang benar-benar gemblung. Sepanjang persidangan hingga pembacaan tuntutan jaksa, terus saja cengengesan (padahal ini bukan sidang DPR…..). Dan akhirnya pak hakim pun tidak mampu lagi menyembunyikan rasa geram dan marahnya… Wong gemblung kok jadi rampok…

——-

Ibu jaksa yang sedang hamil tua itu sampai harus beeerkali-kali datang dan meminta maaf kepadaku karena telah membuat aku menunggu lama. Undangan sidang jam 10:00, tapi hingga jam 13:00 belum ada kejelasan. Saya katakana : “Tidak apa-apa ibu, saya bisa memaklumi” (Dalam hati saya bilang : Tuhan pernah ‘lebih parah’ lagi, ‘menyuruhku’ menunggu 20 tahun, itupun aku jalani…)

Sleman – Yogyakarta, 28 Januari 2010
Yusuf Iskandar

Di Tepian Sungai Pesanggrahan

28 Januari 2010

Di tepian sungai Pesanggrahan, di sudut pelosok Depok, melewatkan sepenggal malam dan sepotong pagi, bersama seorang seniman lukis, bicara tentang ‘saat usia kita limapuluh tahun’. Ini cerita tentang “apa yang…”, dan bukan tentang “mengapa…”.

(Di Sanggar, studio dan rumah milik pelukis Hanafi di Depok, Jabar)

Depok, 27 Januari 2010
Yusuf Iskandar

Makan Siang Menu Jepang

28 Januari 2010

Makan siang dengan menu ikan mentah ala Jepang di Pacific Place. Sayang chip processor otak saya produk lama yang sudah agak tersendat-sendat bin sulit untuk mengingat namanya dan rasanya…, kecuali satu, ‘ra sa mbayar’ (enggak usah mbayar)…

(Belakangan teman saya memberitahu bahwa yang saya makan itu namanya : unagi atau sejenis eel atau belut bakar kering; tobiko; wasabi yang ada taburan telur ikan; ikan salmon mentah dan matang, dll. entah apa lagi namanya….., plus suguhan edamame alias kedelai rebus)

Jakarta, 26 Januari 2010
Yusuf Iskandar

Rinjani Tak Pernah Ingkar Janji

28 Januari 2010

Membaca perjalananku ke Rinjani, seorang pembaca blogku mengirim email, katanya dia merasa cemburu lebih dari melihat pacar dan selingkuhannya.

Maka jawabku :

Rinjani tak pernah ingkar janji.
Walau BMKG meramal ‘kan hujan badai,
Rinjani tetap setia menanti ‘tuk didaki…

Jakarta, 26 Januari 2010
Yusuf Iskandar

Cumi Telor Bakar

28 Januari 2010

Cumi Telor Bakar

Cumi telor bakar dimakan dengan sambal kecap. Huuu…

(Makan malam di Warung ‘Sate Khas Senayan’ Jl. Kebon Sirih, Jakarta).

Jakarta, 25 Januari 2010
Yusuf Iskandar

Program Pembangunan

28 Januari 2010

Program pembangunan pagi ini tidak lancar…. Harus di-SMS bolak-balik-bolak, baru dijawab “Iya, yaaa…”. Dikumandangkan adzan dalam bahasa Indonesia : “Sholat itu lebih baik daripada tiduuur….”, eh dijawab : “Udah tahu!”, tapi selimut ditarik juga menutupi kepalanya. ‘Digangguin’, kok malah nesu (marah)… Ah, yo wis. Bikin kopi kental ‘jelas lebih enak’… lalu siap-siap week end ke Jakarta (kalenderku ada NB-nya: week end boleh dijatuhkn kapan saja…).

Yogyakarta, 25 Januari 2010
Yusuf Iskandar

Proyek Basah

24 Januari 2010

Dua hari ini dapat proyek basah, memperbaiki kolam di belakang rumah yang sudah kotor dan bocor. Bukannya diberi bonus, ‘boss’-ku malah komentar sambil lalu : “Lagi bolong wudele…”. Lha, memangnya jaran

Yogyakarta, 24 Januari 2010
Yusuf Iskandar

Tilpun Tipu-tipu

23 Januari 2010

Baru saja seseorang mengaku dari Telkomsel (HP 081219867695) dengan bahasa santun dan meyakinkan meminta saya untuk menghubungi no. 021-sekian-sekian-sekian…. Tak biarin aja, mau saya tunggu tilpun baliknya, lalu mau saya “ceramahin“…

(NB : Tilpun tsb saya terima sekitar pukul 9:00 WIB tadi pagi)

Yogyakarta, 23 Januari 2010
Yusuf Iskandar

SMS Dan Pembangunan

23 Januari 2010

Kemajuan teknologi seluler memang memudahkan program pembangunan. Contohnya: Dulu membangunkan anakku mesti ke kamarnya, mengetuk, lalu teriak. Sekarang sambil leyeh-leyeh tinggal nulis SMS : “Banguuuuuun”, lalu send. Kalau belum bangun juga, diulang : “Hoee hoeee hoee” dan send. Belum bangun juga, tulis lagi : “Piye iki?“, send. Eh, bukannya bangun malah dibalas “Lha piye?“…

Yogyakarta, 23 Januari 2010
Yusuf Iskandar

Resto Paripari Jogja

22 Januari 2010

‘Bebas pilih ikanmu’, kata Resto Paripari, Jogja : kepiting bumbu padang, kerang hijau + udang galah bumbu singapore, ikan bakar, cumi goreng….. Bumbunya full, enggak setengah-setengah….. Passs citarasanya!

Yogyakarta, 22 Januari 2010
Yusuf Iskandar

Antara Mimpi Dan Kenyataan

22 Januari 2010

Antara ‘Mimpi dan Kenyataan’: Dikiranya kita bebas bermimpi karena kenyataan biasanya tak seindah mimpi. Padahal yang sesungguhnya adalah bahwa kenyataan indah atau pahit itu pilihan kita, sedang kita tidak bisa mengatur mimpi… Maka sarannya adalah: Jangan cari-cari pembenaran untuk gagal meraih kenyataan.

Yogyakarta, 22 Januari 2010
Yusuf Iskandar

Sepenggal Kebahagiaan

22 Januari 2010

Adalah sepenggal kebahagiaan dan kenikmatan : Berbuka puasa dengan secangkir teh manis, pisang rebus, marlboro (kekeuh wae..), doa, jamaah maghrib di masjid, tilawah, sepiring pecel tanpa nasi….

Yogyakarta, 22 Januari 2010
Yusuf Iskandar

Mendung Semburat Merah

22 Januari 2010

Tak selamanya mendung itu kelabu, nyatanya hari ini kulihat begitu ceria (kata Chrisye dalam “Kidung”). Buktinya ada juga mendung yang semburat merah di atas danau Segara Anak, di kaki Rinjani.

(Foto diambil pada senja tanggal 1 Januari 2010)

Yogyakarta, 20 Januari 2010
Yusuf Iskandar