Posts Tagged ‘demokrat’

Pemilu Amerika 2004 : Ternyata George Bush Terpilih Kembali

12 November 2008

Mengesankan…..!. Itulah ekspresi saya sambil menyelesaikan makan sahur tadi pagi, sambil mencermati pidato kekalahan John Kerry. Di depan pendukungnya di Boston, dengan sangat simpatik Kerry menyampaikan pidato kekalahannya sesaat setelah dia menilpun George Bush dan menyampaikan ucapan selamat atas kemenangan Bush dan mengakui kekalahan dirinya. Saya tidak menyangka perjuangan pasangan John Kerry – John Edwards melawan George Bush – Dick Cheney di saat kedudukan Too Close To Call akan berakhir mudah dan mengundang simpati.

Sampai tadi malam sebelum tidur saya masih membayangkan bahwa proses pemilihan presiden Amerika tahun ini akan berjalan panjang, mirip-mirip kejadian empat tahun yll. Bedanya kalau pada pemilihan presiden tahun 2000 antara pasangan George Bush melawan Al-Gore posisinya sangat ketat memperebutkan 25 jatah suara (electoral vote) dari negara bagian Florida, sedangkan tahun ini John Kerry akan melawan George Bush untuk memperebutkan 20 jatah suara negara bagian Ohio. Menjadi menegangkan karena siapapun yang menang di negara bagian tersebut, maka dialah yang akan jadi presiden.

Kita lihat apa yang terjadi di Ohio : Pada saat kedudukan jatah suara nasional sementara Bush unggul atas Kerry dengan 254 : 252, masih menyisakan 3 negara bagian (New Mexico, Iowa dan Ohio) yang belum menuntaskan perhitungan suaranya dari semua TPS yang ada. Untuk mencapai garis finish melampaui angka “ajaib” 270, jatah suara dari New Mexico dan Iowa yang masing-masing 5 dan 7 menjadi tidak urgen lagi nilainya, melainkan kedua kubu harus dapat memenangkan 20 jatah suara Ohio.

Kubu Bush begitu yakin akan kemenangannya di Ohio, sementara kubu Kerry menganggap perjuangan belum berakhir sampai hasil perhitungan akhir diumumkan. Dari jumlah kartu suara (popular vote) di Ohio, Bush memang lebih unggul sekitar 135.000 suara di atas suara yang dikumpulkan Kerry. Sementara Kerry tampaknya masih berharap keberuntungan, atau lebih tepat disebut belum mau menyerah hingga titik darah penghabisan.

Kenapa kubu Kerry ngotot? Karena di luar masih ada sekitar 250.000 suara yang belum ketahuan menjadi milik siapa. Suara di luar itu berasal dari provisional ballots dan absentee ballots. Provisional ballots adalah suara dari mereka yang sebenarnya berhak nyoblos tapi ternyata waktu pergi ke TPS namanya tidak ada dalam daftar pemilih, sehingga tidak jadi nyoblos. Suara inilah yang akan diurus oleh Kerry dengan harapan mampu mendongkrak perolehannya. Sedangkan absentee ballots adalah suara dari mereka yang sedang bertugas di luar negeri yang umumnya para anggota militer, dan suara mereka biasanya dikirimkan via pos.

Nah, dari suara yang masih di luar itulah kubu Kerry mengharapkan keajaiban untuk mampu mengungguli suara Bush. Jika hal itu terjadi, maka akan diperlukan waktu belasan hari lagi untuk menuntaskan perhitungan akhir di Ohio. Atau skenario buruknya, Kerry akan mampu mempersempit selisih kekalahan suaranya hingga kurang dari seperempat persen. Jika ini yang terjadi maka menurut peraturan di negara bagian Ohio, akan terbuka peluang untuk dilakukannya perhitungan ulang. Itulah yang terjadi di Florida, dan itulah kenapa saya membayangkan kejadiannya akan berlarut-larut seperti di Florida empat tahun lalu.

Namun, kelihatannya kemudian Kerry mencoba lebih realistis. Rasanya berat bagi kubu Demokrat untuk menguasai 250.000 suara yang masih tersisa. Para anggota militer kecenderungannya akan berada di pihak Republik. Karena itulah, demi alasan the unity (mulia sekali kedengarannya), akhirnya Kerry dengan legowo menyatakan kekalahannya. Usailah sudah drama pemilihan presiden Amerika tahun 2004 yang dimenangkan kembali oleh Gus Bush.

***

Meskipun kejadian di Ohio berpotensi untuk menjadi seperti di Florida, seperti yang saya bayangkan pada mulanya, namun sebenarnya memang tidak sedramatis di Florida empat tahun lalu sehingga waktu itu kubu Al Gore demikian gigih tidak mau menyerah begitu saja.

Bagi yang tertarik dengan peristiwa pemilu presiden di Amerika, mari kita lihat sejenak dimana beda antara yang terjadi di Ohio sekarang dibandingkan dengan yang terjadi di Florida empat tahun lalu.

Tahun 2000, pada saat kedudukan akhir sementara jatah suara nasional adalah 260 : 246 untuk keunggulan Al Gore, masih menyisakan dua negara bagian lagi yang belum selesai, yaitu Oregon dan Florida yang masing-masing dengan 7 dan 25 jatah suara (electoral vote). Jelas suara Oregon tidak lagi menentukan, melainkan suara Florida harus dikuasai jika ingin menang.

Meskipun dari total electoral vote sementara waktu itu Gore lebih unggul dan dari popular vote secara nasional Gore juga masih unggul tipis, akan tetapi di wilayah negara bagian Florida Bush justru lebih unggul atas Gore dengan selisih angka yang sangat tipis (hingga titik terendah kurang dari 400 popular vote) dan masih menyisakan absentee ballots. Dari sisi inilah makanya Bush yakin akan menguasai 25 jatah suara Florida, sementara Gore ngotot karena secara nasional dia lebih unggul. Yang terjadi kemudian adalah dua kubu yang saling tidak mau mengalah tapi juga saling melihat peluang karena peraturan perundang-undangan memang memungkinkan. Jadilah proses peradilan pemilu silih berganti dan berlarut-larut untuk menuntaskan masalah jatah suara Florida, hingga perlu waktu 36 hari sebelum akhirnya Gore menyerah.

***

Menyimak kembali pidato kekalahan John Kerry, saya jadi berandai-andai. Kalau saja bulan lalu Megawati mau melakukan hal yang sama kepada SBY, it’s beautiful…….

Sayang sekali…… Nun jauh di sana, John Kerry, atas nama the unity memilih untuk realistis dan menyampaikan pidato kekalahannya dalam emosi yang terkendali dan santai. Nun dekat di sini, Megawati, entah atas nama apa atau siapa memilih untuk dieeeeemmm aja… dalam emosi sentimentil keibuannya.

Tembagapura, 4 Nopember 2004
Yusuf Iskandar

Catatan Dari Pemilu Amerika 2000 : George Bush atau Al Gore? (17)

2 November 2008

New Orleans, 19 Nopember 2000 – 20:00 CST (20 Nopember 2000 – 09:00 WIB)

Batas akhir pengumpulan suara luar negeri untuk wilayah Florida, Jum’at tengah malam, telah terlampaui. Penghitungan suara luar negeri juga sudah diselesaikan. Namun hasil akhirnya belum dapat disahkan karena ternyata masih ada pertentangan tentang penghitungan ulang kartu suara, paling tidak di tiga kabupaten yaitu Palm Beach, Broward dan Miami-Dade.

Dari lebih 3.500 suara luar negeri yang diterima panitia pemilu Florida, Partai Republik (George Bush) meraih tambahan 1.380 suara dan Partai Demokrat (Al Gore) memperoleh tambahan 750 suara. Hal ini menjadikan posisi Bush untuk sementara ini semakin unggul dengan selisih 930 suara.

Namun dari suara luar negeri ini, ternyata ada sebanyak 40% kartu suara yang dinyatakan oleh panitia sebagai suara tidak sah. Tentu saja ini menimbulkan kontroversi tersendiri. Terutama menimbulkan ketidakpuasan dari kubu Bush karena diharapkan dari suara luar negeri ini Bush akan memperoleh banyak tambahan suara.

Peradilan guna mendengarkan alasan dari kedua belah pihak untuk menghentikan penghitungan ulang suara (yang dituntut oleh pihak Bush) atau sebaliknya mengesahkan perubahan akibat penghitungan ulang (yang dituntut oleh pihak Gore), masih akan digelar hari Senin besok jam 1:00 siang waktu Florida (Selasa, jam 1:00 dini hari WIB).

Sementara ini penghitungan ulang secara manual masih berlanjut di kabupaten Broward dan Palm Beach. Sedangkan di kabupaten Miami-Dade, penghitungan ulang dengan tangan sebanyak setengah juta suara akan mulai dilakukan hari Senin besok. Seorang anggota panitia pemeriksa kartu suara memperkirakan pekerjaan ini akan memakan waktu sekitar dua minggu, termasuk hari-hari akhir pekan dan libur Thanksgiving Day pada hari Kamis dan Jum’at depan. Pekerjaan melelahkan yang tetap akan diselesaikan demi hukum dan demokrasi, katanya.

Di peradilan berbeda (State Circuit Court), hari Senin besok juga akan memutuskan apakah konstitusi Amerika memperkenankan peradilan ini untuk memerintahkan diadakannya pemilihan ulang di kabupaten Palm Beach sebagaimana dituntut oleh pendukung Partai Demokrat akibat adanya kartu suara yang membingungkan dan menyebabkan kesalahan dalam mencoblos.

Isu tentang pemilihan ulang belakangan ini agak kurang menarik, karena sebagian orang menganggap bahwa kebingungan para Demokrat atas kartu suara yang dikenal dengan kartu model kupu-kupu ini sebagai hal yang mengada-ada. Tapi entah kalau ternyata putusan pengadilan dapat menguntungkan Partai Demokrat dengan mengabulkan diadakannya pemilihan ulang.

Sebuah sekolah SD di Florida pernah iseng-iseng membuat tiruan kartu model kupu-kupu, lalu dibagikan kepada para muridnya dan mereka semua diminta memilih Al Gore. Ternyata semua murid dapat mencoblos dengan benar, meskipun sebagian mengatakan sempat bingung untuk mencoblos. Kalau demikian (kira-kira kesimpulannya), lho kok bingung…..? Seperti pernah saya kemukakan sebelumnya, barangkali yang bingung adalah para orang tua lanjut usia yang memang banyak tinggal di wilayah Palm Beach.

Yang jelas, hingga hari ini belum ada yang dapat meramalkan kapan kira-kira rangkaian proses pemilu yang semakin rumit ini akan berakhir, atau kapan kira-kira presiden baru Amerika akan terpilih untuk menggantikan Bill Clinton tanggal 20 Januari 2001 nanti.

Yusuf Iskandar

Catatan Dari Pemilu Amerika 2000 : George Bush atau Al Gore? (26)

2 November 2008

New Orleans, 30 Nopember 2000 – 22:00 CST (1 Desember 2000 – 11:00 WIB)

Di Tallahassee, Florida, sekitar 462.000 kartu suara yang dikirim dari Palm Beach menggunakan truk carteran tadi sore sudah tiba. Besok akan menyusul sekitar 654.000 kartu suara lagi dari Miami-Dade. Selanjutnya pada hari Sabtu Mahkamah Agung Florida akan mulai menggelar peradilan untuk memutuskan apakah perlu dilakukan penghitungan atas sejumlah kartu suara yang dinilai pihak Gore sebagai bermasalah.

Di Washington DC, untuk pertama kali dalam 210 tahun sejarah Amerika, Mahkamah Agung Amerika akan menangani kasus pemilihan presiden. Besok Jum’at, pengadilan tingkat tertinggi ini akan menggelar peradilan atas tuntutan George Bush untuk membatalkan keputusan Mahkamah Agung Florida yang beberapa waktu yll. telah mengijinkan penghitungan ulang kartu suara secara manual selewat batas akhir yang ditentukan.

Berbagai proses peradilan masih berlanjut dan pihak Gore tentunya menyadari bahwa kini saatnya harus berkejaran dengan deadline. Pada tanggal 12 Desember nanti setiap negara bagian harus sudah menunjuk wakilnya yang duduk dalam Electoral College untuk memilih Presiden pada tanggal 18 Desember. Secara formal yuridis, 25 pemilih yang duduk dalam Electoral College Florida akan berasal dari Partai Republik dimana Bush telah dinyatakan menang oleh Sekwilda Florida.

Sementara itu, disamping kini Bush sudah mulai mempersiapkan kantor sementara dalam rangka masa transisi atas kemenangannya menjadi presiden Amerika ke-43, Bush juga mulai mempersiapkan personal kabinet dan perangkatnya. Meskipun Bush adalah seorang Republikan, tapi dalam memilih pembantu-pembantunya tidak selalu mesti dari unsur partai yang sama. Seorang anggota DPR Demokrat dari negara bagian Louisiana bahkan sudah dihubungi untuk kemungkinan diminta menjadi sekretaris Departemen Energi dalam kabinet Bush nantinya.

Nampaknya kalau sudah bicara dalam kerangka nasional, maka orang yang tepat di tempat yang tepat untuk diajak bekerja bersama menjadi lebih dipentingkan. Meskipun tentunya tidak dipungkiri bahwa untuk posisi-posisi strategis tentunya Bush akan menempatkan orang-orang yang sekubu dengannya.

Yusuf Iskandar

Catatan Dari Pemilu Amerika 2000 : George Bush atau Al Gore? (28)

2 November 2008

Golden, 4 Desember 2000 – 21:30 MST (5 Desember 2000 – 11:30 WIB)

Perkembangan persidangan pemilu hari ini sampai pada beberapa keputusan. Secara umum keputusan yang keluar sangat tidak menguntungkan pihak Gore, sebagaimana sebenarnya sudah diperkirakan sebelumnya oleh sebagian kalangan. Seorang profesor hukum dari University of Miami mengungkapkannya sebagai “Black Monday for Vice President Gore”.

Melihat hal ini, sementara pihak menilai bahwa perjuangan Gore melalui jalur hukum akan semakin berat. Tapi toh Gore belum mau menyerah. Masih ada upaya-upaya hukum yang akan ditempuh. Kata-kata yang paling pas untuk menggambarkan perjuangan Gore ini barangkali : selagi masih ada upaya legal yang dapat dilakukan maka sampai titik darah penghabisan pun akan dilakukan.

Di Washington DC, Mahkamah Agung Amerika memutuskan mengembalikan perkara ke Mahkamah Agung Florida untuk mengklarifikasi tentang perpanjangan waktu penghitungan kartu suara yang melebihi tenggat waktu yang telah ditentukan.

Di Tallahassee, hakim Leon County Circuit menolak permintaan Gore untuk penghitungan ulang di dua kabupaten, yaitu Miami-Dade dan Palm Beach. Karena itu Gore akan melanjutkan mengajukan banding ke Mahkamah Agung Florida. Gore dan proses peradilannya tentu akan berlomba dengan waktu. Pasalnya hari Selasa depan, 12 Desember 2000 dijadwalkan sebagai hari memilihan wakil Florida yang akan duduk dalam lembaga Electoral College untuk nantinya secara formal akan memilih presiden. Sementara yang hingga saat ini dinyatakan sebagai pemenang adalah Partai Republik dengan George Bush sebagai kandidatnya.

Yang menarik dari persidangan di pengadilan Leon County Circuit ini adalah bahwa hakimnya, N. Sanders Sauls, adalah seorang Demokrat. Toh, tidak serta-merta lalu memenangkan Gore yang kandidat Partai Demokrat. Sisi-sisi keadilan yang sungguh-sungguh dilandasi atas hukum dan perundang-undangan serta paradigma hukum yang berlaku tetap dicoba ditegakkan.

Dengan bahasa sederhana saya mengatakan : Tidak selalu apa yang dilakukan oleh golkar-nya Amerika akan dibenarkan oleh hakim yang anggota korpri-nya Amerika. Mungkin itu sebabnya lembaga hukum sangat dijunjung tinggi. 

***

(Sayang sekali, saya tidak dapat mengirimkan catatan ini tepat waktu, dikarenakan problem laptop saya belum dapat teratasi. Ya sudah, apa boleh buat. Pokoknya saya tetap melanjutkan catatan ini di sela-sela malam Ramadhan di kamar hotel sambil membuka-buka PR dari kursus seharian tadi).

Yusuf Iskandar

Catatan Dari Pemilu Amerika 2000 : George Bush atau Al Gore? (30)

2 November 2008

Golden, 8 Desember 2000 – 23:00 MST (9 Desember 2000 – 12:00 WIB)

Perumpamaan saya beberapa hari yll. bahwa proses pemilihan presiden ini layaknya sampai di babak antiklimaks sebuah pementasan drama, ternyata kurang tepat. Hari ini justru terjadi klimaks yang berikutnya, ketika Mahkamah Agung Florida memutuskan untuk dilakukan penghitungan ulang secara manual atas seluruh kartu suara yang belum sempat dihitung oleh mesin penghitung, atau yang disebut dengan undervote. Tidak hanya di dua kabupaten bermasalah, melainkan di seluruh 67 kabupaten yang ada di Florida.

Hal ini terjadi karena adanya hasil pencoblosan yang tidak menghasilkan lubang sempurna, sehingga ditolak oleh mesin pembaca kartu suara. Sebelumnya kartu suara jenis ini dinyatakan tidak sah, tetapi Gore memperjuangkan agar dilakukan pemeriksaan dan penghitungan dengan tangan.

Keputusan yang oleh pers diistilahkan sebagai sebuah keputusan dramatis ini membuat kubu Gore gembira. Pihak Gore yang akhir-akhir ini oleh sementara pihak dinilai sudah nyaris terpuruk, kini pers menyebutnya dengan new live for Gore. Tentu saja keputusan dramatis ini disambut oleh pihak Gore dengan menyebutnya sebagai win for fairness and accountability, win for democracy.

Pihak Bush tentu saja tidak mau kalah dengan mengekspresikan kekecewaannya. Pihaknya menyebut keputusan ini sebagai sad for democracy, sad for nation, sad for Florida. Saling adu pernyataan dan komentar, malam ini bertebaran di berbagai media massa.

Serta merta pihak Bush segera mengajukan emergency petition melalui fax kepada Mahkamah Agung Amerika guna memblokir keputusan penghitungan ulang, yang menurut keputusannya akan segera dilakukan atas lebih 43.000 lembar undervote. Entah bagaimana caranya dan berapa waktu diperlukan untuk melakukan pekerjaan semacam itu.

***

Panitia pemilu Florida segera melakukan pertemuan guna menentukan standard yang jelas tentang bagaimana cara pemeriksaan dan penghitungan ulang secara manual kartu-kartu suara tersebut. Secepatnya besok hari Sabtu pagi proses itu akan segera dilakukan.

Associated Press, seperti dilansir CNN, mengemukakan selisih pengumpulan angka yang sangat tipis antara Bush dan Gore. Hingga malam ini, sementara Bush unggul hanya dengan selisih kemenangan 193 suara. Sebuah margin kemenangan yang membuat kedua kubu semakin deg-degan. Apapun keputusan pengadilan selanjutnya akan menjadi penentu bagi kemenangan salah satu pihak.

Gore sangat yakin, jika penghitungan ulang dapat terlaksana maka dia akan mampu mengungguli Bush. Demikian halnya pihak Bush tentu juga menyadari akan kemungkinan tersebut. Oleh karena itu Bush pun berjuang keras memblokir keputusan Mahkamah Agung Florida dengan melakukan upaya banding secepatnya melalui emergency petition ke Mahkamah Agung Amerika.

Maka perjuangan menuju Gedung Putih menjadi semakin mendebarkan, setidak-tidaknya bagi Bush dan Gore serta pendukung fanatiknya.

***

Sementara itu, hari Selasa tanggal 12 Desember nanti adalah jadwal yang telah ditentukan bagi DPR di negara bagian untuk menentukan utusan yang akan duduk dalam Electoral College. Selanjutnya para utusan itu akan bertindak sebagai pemilih dalam pemilihan presiden secara formal melalui lembaga Electoral College tersebut. Sedangkan hasil akhir di Florida belum dicapai.

Maka sesi khusus yang bersejarah akan digelar di DPR Florida guna memilih utusan untuk anggota Electoral College pada saat hasil akhir pemilu belum diketahui dengan pasti. Tentu saja terjadi pertentangan, terutama dari pihak Partai Demokrat (partainya Al Gore) menentang rencana itu, karena mayoritas anggota DPR Florida dipegang oleh Partai Republik (partainya George Bush).

Yusuf Iskandar