Terowongan

Jalan keluar/masuk ke rumahku naga-naganya bakal terhalang bangunan yang pemiliknya keukeuh dengan hak miliknya. Melihat aku tenang-tenang saja, istriku menyanyi terusss, enggak sabar.

“Lakukanlah sesuatu”, katanya. Kujawab: “Aku pernah bikin terowongan bawah tanah lebih 200 meter ditembus dari dua arah dan hasilnya sempurna, 16 tahun aku kerja di tambang bawah tanah, maka terpaksanya akan kupersembahkan padamu sebuah terowongan menuju rumah kita”. Maka makin merdulah nyanyian istriku. Tapi aku suka.

Yogyakarta, 26 Pebruari 2010
Yusuf Iskandar

Tag: , , ,

Tinggalkan komentar