Posts Tagged ‘masa kritis’

Waspadalah, Justru Ketika Demam Mulai Turun (Bag. 1)

15 November 2009

Suatu ketika anak, adik, keponakan, saudara atau tetangga kita terserang demam tinggi. Kejadian ini seringkali membuat kita, apalagi orang tuanya, kalang kabut dibuatnya. Berbagai obat penurun panas diberikan dan berbagai cara dilakukan untuk meredakan demamnya. Sehari, dua hari, tiga hari, hingga hari keempat akhirnya panas badannya menurun. Kita pun merasa lega.

Namun, sungguh. Pada musim penghujan seperti sekarang ini, dimana wabah demam berdarah (DB) sedang melanda hampir ke seantero belahan Indonesia, sebaiknya mulai memberi perhatian lebih jika mengalami kejadian seperti ilustrasi di atas. Siapa tahu, turunnya suhu badan itu justru pertanda masuknya si penderita demam ke tahap kritis DB.

Akhir-akhir ini berita tentang wabah DB hampir setiap hari mewarnai media kita. Slogan 3M pun bak kafilah yang terus berlalu. Saking seringnya penayangan berita itu sehingga sepertinya menjadi kabar yang “biasa-biasa saja”. Persis seperti dulu ketika kita mendengar berita bencana banjir, longsor, angin ribut atau kecelakaan, ada seorang saja yang meninggal, kita sudah prihatin setengah mati. Namun belakangan ini, saking seringnya kabar tentang bencana muncul di media, kok sepertinya menjadi kabar yang biasa saja. Akhirnya kita kurang tertarik untuk mencermatinya. Demikian halnya dengan kabar tentang demam berdarah.

Namun ketika anak, adik, keponakan atau saudara kita terserang DB, barulah kita kelabakan, bahwa ternyata tidak banyak yang kita ketahui tentang wabah penyakit ini.

***

Minggu-minggu belakangan ini ada empat orang tetangga saya di kampung Kalangan, Umbulharjo, terserang DB. Tiga orang anak-anak dan satu orang dewasa. Dua dari tiga anak ini adalah kakak beradik. Syukurlah, kini semua sudah mulai pulih kondisinya, meski dua dari ketiga anak itu sempat mengalami periode masa kritis.

Dua hari yang lalu saya sempat bezoek ke Rumah Sakit. Dari cerita-cerita dengan orang tua penderita, akhirnya sedikit banyaknya saya dapat belajar tentang seluk dan beluknya penyakit yang akhir-akhir ini cukup menjadi momok bayang-bayang kematian.

Saya mulai bisa merasakan bagaimana kalutnya sebagai orang tua ketika tiba-tiba anaknya terserang demam tinggi, kemudian diikuti muntah-muntah, lalu ngomyang (bahas Jawa, artinya mengigau atau bicara sendiri tidak karuan), dan terjadinya di tengah malam (kalau mau lebih dramatis lagi, saat sedang hujan lebat dan pas listrik mati).

Barulah saya ngeh, betapa pengetahuan praktis yang kedengarannya remeh-temeh ini menjadi sangat penting di kala kita sendiri yang mengalami menjadi orang tua itu.

Tetangga saya itu lalu menyodorkan sebuah buku tipis tentang perdemamberdarahan. Sepintas saya buka-buka buku itu ternyata memuat banyak tips praktis yang disajikan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Buku tipis terbitan Medika Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada itu berjudul “Mengenal Demam Berdarah”, ditulis oleh Prof. Dr. dr. Sutaryo, Sp A(K), seorang dokter spesialis anak yang juga staf pengajar Fakultas Kedokteran UGM.

Berikut ini sedikit tips yang saya kutip dari buku itu, sekedar untuk jaga-jaga siapa tahu di musim wabah DB seperti sekarang ini tiba-tiba pengetahuan praktis itu dibutuhkan.

Tentang gejala DB :

Gejala umum DB (seperti umumnya penyakit lain) dimulai dengan demam tinggi yang terjadi pada masa akut hari ke-1, ke-2 dan ke-3, diikuti gejala-gejala yang dalam buku itu dirumuskan dengan : Demam + KLMNO(P), yaitu :

  1. Demam
  2. Kepala nyeri, pusing.
  3. Lemah.
  4. Mual (nek), muntah.
  5. Nyeri Otot dan sendi.
  6. Perdarahan spontan jarang terjadi pada masa akut. Kalaupun ada, misalnya mimisan, bintik merah di kulit.

Setelah masa akut pada tiga hari pertama, maka waspadalah ketika kemudian demam mulai menurun.

Demam turun akan berarti baik, kalau pasien semakin segar, mau makan dan minum, dan gejala KLMNO(P) menghilang.

Demam turun akan berarti semakin kritis, kalau gejala KLMNO(P) semakin parah :

  • Kepala semakin pusing
  • Lemah sampai kesadaran menurun bahkan shock,
  • Mual, muntah, perut sangat-sangat nyeri
  • Nyeri Otot
  • Perdarahan spontan (seperti mimisan, muntah darah, berak darah, batuk darah, biru-biru pada bekas tusukan jarum).

Tentang demam dan masa kritis :

Demam pada DB berkisar selama 2 – 7 hari (suhu badan mencapai lebih 38,5 derajat Celcius). Hari ke-1 hingga ke-3 adalah masa akut. Sedangkan masa kritis terjadi pada hari ke-4 hingga ke-6 (ketika suhu badan mulai menurun). Disebut masa kritis karena 80% penderita yang tergolong berat akan mengalami shock dan hilang kesadaran pada hari-hari ini.

Tentang perawatan di rumah :

Ketika masih menjalani perawatan di rumah (biasanya kita atau orang tua belum tahu dan belum menyadari akan kemungkinan terkena DB), maka yang paling utama penderita harus diupayakan tetap mau makan dan minum (apa saja) sebanyak-banyaknnya, juga perlu diperhatikan kekerapan kencingnya.

Jika kira-kira sudah masuk hari ke-4, ke-5, ke-6 sejak pertama kali demam, lalu muncul gejala salah satu saja dari 6K, maka segeralah dilarikan ke Rumah Sakit terdekat.

6K itu adalah :

  1. K – Kesadaran menurun, anak gelisah
  2. K – Kulit, kaki, tangan terasa anyes (sejuk), lembab dan dingin.
  3. K – Kencing berkurang, atau malahan tidak kencing selama 6 jam.
  4. K – Kejang
  5. K – Kurang sekali makan dan minum, muntah terus-menerus, sehngga tubuh menjadi lemas
  6. K – Keluar perdarahan (hidung, kulit, mulut, dubur).

Tentang nyamuk pembawa virus dengue :

Mahluk pembawa virus dengue penyebab DB, yaitu nyamuk aedes aegyptie (ini jenis nyamuk rumahan) mempunyai daya jelajah per harinya mencapai 30-50 meter. Sedangkan kawannya aedes albopictus (ini jenis nyamuk kebun atau outdoor) mempunyai kemampuan jelajah per harinya hingga 400-600 meter.

Nyamuk ini suka di tempat yang gelap dan lembab. Sekali beroperasi, dia senang menggigit beberapa orang sekaligus. Waktu operasinya biasanya pagi dan sore. Meski nyamuk ini tergolong pendek umurnya, hanya sekitar dua mingguan, tapi telurnya mencapai sejumlah 400 dan jika tidak ada genangan air mampu bertahan di dinding tandon air hingga berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Maka, kita semua sesungguhnya mempunyai peluang yang sama untuk digigit nyamuk, karena nyamuk-nyamuk nakal ini lincah menyusup baik di kolong-kolong jalan tol maupun hingga naik lift ke lantai 30 apartemen.

Akhirnya, ada baiknya kita tingkatkan kewaspadaan melakukan deteksi dini seperti hendak menyongsong banjir kiriman, tsunami atau gunung mbledos, terhadap tanda-tanda serangan demam berdarah.

Jadi, waspadalah, justru ketika demam mulai turun. Jangan-jangan serangan DB sedang mengintai anak, adik, keponakan, saudara, tetangga atau malah diri kita sendiri.

Umbulharjo – Yogyakarta, 20 Maret 2008 (di Alun-alun Utara sedang ada perayaan Grebeg Sekaten)
Yusuf Iskandar

NB :
Meski “Madurejo Swalayan” menjual aneka obat anti nyamuk, tapi pasti itu tidak akan mampu membasmi gerombolan nyamuk dan telur-telurnya, melainkan hanya sebagai pengantar tidur saja.