Tengah hari tepat jam 12:00 meninggalkan rumah menuju ke kondangan di Jogja, setelah tiba dari Jakarta 20 menit sebelumnya.
Sampai TKP, saat di area konsumsi, kutanya istriku: “Di rumah ada makan nggak?”.
Istriku balik tanya: “Memang kenapa?”.
“Ya kalau di rumah nggak ada makan aku mau makan banyak-banyak di sini…”, jawabku.
Maka, bubur (‘jenang’, kata orang Jogja) campursari (merah-putih-ketan hitam-monte) pun kuhabiskan dua mangkuk..
(Maksudnya, jenang ini sebagai makanan penutup. Sedang makanan pembuka sebelumnya adalah bakso, mie oriental dan lontong sate…)
Yogyakarta, 23 Mei 2010
Yusuf Iskandar
Iklan
Tinggalkan Balasan